Program GISEL sebagai Solusi Jangka Panjang Masalah Gizi pada Anak Sekolah
Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI), melalui Bidang Sains bekerja sama dengan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Esa Unggul meluncurkan projek GISEL di Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang. Projek GISEL (GIzi dan keSEhatan sekoLah) bertujuan memperbaiki perilaku makan, status gizi dan kesehatan siswa sekolah. Dengan dukungan Kemenristek Dikti (Hibah Penelitian), Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan Puskesmas Kedaung Barat, survei pendahuluan (baseline) Gizi dan Kesehatan pada siswa dan orang tua sudah selesai dilakukan pada Mei-Agustus lalu.
Hasil survey terhadap 330 siswa di 10 SDN menunjukkan prevalensi stunting, kurus+sangat kurus dan kelebihan berat badan masing-masing sebesar 19.9%, 9% dan 17.1%. Terkait pengetahuan gizi dan kesehatan, hanya 28.2% siswa yang memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik. Sebagian besar siswa masih menganggap empat sehat lima sempurna (4S5S) sebagai pedoman makan yang sehat sehari-hari, susu harus selalu ada tersedia dalam menu, menu berupa nasi/mie+ayam goreng sudah dianggap seimbang. Lebih miris, hanya
17.6% orang tua yang memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik.
Sejalan dengan hasil siswa, hampir seluruh orang tua menganggap 4S5S merupakan pedoman makan yang baik untuk anaknya, susu harus selalu tersedia dalam menu makanan dan hampir separuh orang tua tidak mengetahui porsi sayur yang dianjurkan bagi anaknya. Untuk mengatasi hal tersebut, Projek GISEL mengembangkan media edukasi berupa buku dan rapot GISEL. Pemilihan media ini disesuaikan dengan karakteristik subyek yang masih di pedesaan dan pengalaman sebelumnya penelitian Ketua Tim GISEL di lokasi tersebut. Konsep pemberian rapot GISEL baik bagi siswa maupun orang tua merupakan bagian menarik dan unik dari projek ini.
“Orang tua juga diberi edukasi, bahkan diberi rangking pada rapotnya” menurut Dudung
Angkasa, SGz, M.Gizi, RD Ketua Tim GISEL sekaligus Kabid Sains ISAGI.
Hingga berita ini dimuat, Projek GISEL sudah masuk tahap intervensi dengan pemberian 2 (dua) seri buku GISEL.
Seri pertama mengenalkan konsep triguna dan pelangi makanan sedangkan seri kedua berkaitan dengan pentingnya sarapan bagi siswa.
“Untuk projek awal ini, GISEL baru merancang beberapa seri edukasi dari triguna dan pelangi
makanan, pentingnya sarapan, rutin timbang berat badan, mari bergerak, yuk hygiene hingga
trio detektif pangan” ujar Ketua Tim GISEL yang juga merupakan salah satu Dosen di
Universitas Esa Unggul-Jakarta. Topik tiap seri ini amat penting bagi siswa sekolah dan orang
tua sehingga mereka mendapatkan bekal pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. “Projek GISEL ini nantinya diharapkan dapat menjadi program yang terdepan dalam edukasi
Gizi dan Kesehatan siswa sekolah” jelas Dudung. Menurutnya, program edukasi GISEL ialah solusi dan investasi jangka panjang dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan pada anak sekolah. “Siswa sekolah dan orang tua yang terdidik Gizi dan Kesehatannya akan mudah menerapkan pola hidup sehat kapanpun dan dimanapun’ tegasnya. [RED]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!